Laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL)
Perbandingan data arah dan kecepatan
angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar
OLEH :
HARYANTO ASRI
07320130012
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
Laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL)
Perbandingan data arah dan kecepatan
angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar
OLEH :
HARYANTO ASRI
07320130012
Laporan Praktek Kerja Lapang Ini
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Penyelesaian Studi Pada Jurusan Ilmu
Kelautan
Universitas Muslim Indonesia
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
HALAMAN
PENGESAHAN
Nama : Haryanto Asri
Stambuk : 07320130012
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Judul :
Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather Station
(AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar
Laporan Praktek Kerja Lapang ini telah diperiksa dan
disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Ir. Kamil Yusuf, M.Si Wahyu Guru Imantoko,
S.Si
Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Dr. Ir. Danial Sultan, M.Si Ir. Kamil Yusuf, M.Si
Wakil Dekan I Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
RINGKASAN
Perbandingan
data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather
Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere
Makassar,Oleh : Haryanto Asri Stambuk : 07320130012. Di bawah bimbingan Kamil
Yusuf sebagai pembimbing utama dan Wahyu Guru Imantoko sebagai pembimbing
lapangan.
Praktek
Kerja Lapang ini berlangsung lebih dari 1 bulan yaitu dari tanggal 6 Juni 2016
s/d 15 Juli 2016 yang berlokasi di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere
Makassar, Jalan Sabutun 1 No. 30, Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun Metode praktek yang dilakukan yaitu
dengan metode Observasi, metode Interview, metode Literatur, dan metode
Bimbingan.
Adapun
tujuan dari PKL ini adalah Memenuhi satuan kredit semester (SKS)
yang wajib ditempuh sebagai persyaratan akademis
Program Studi S1 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Muslim Indonesia, untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan
metode Observasi, untuk
mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Automatic Weather Station
(AWS),
dan untuk membandingkan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan
metode Automatic Weather Station (AWS).
Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar,
terdapat keikutsertaan mengamati alat/instrument, pengambilan data, serta
penulisan pada buku SYNOP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya lah sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL) ini yang
berjudul “Perbandingan data arah dan
kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS)
di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar”
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW atas segala perjuangan dan amanah yang tak pernah padam sampai
akhir zaman.
Laporan
praktek kerja lapangan ini yang berjudul “Perbandingan
data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather
Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere
Makassar”, merupakan suatu hasil praktek kerja lapang yang dilakukan selama
lebih satu bulan sejak bulan Juni sampai dengan Juli dan disusun untuk memenuhi
salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan sarjana (S-1) pada Jurusan Ilmu
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan di
dalamnya, baik dari sistematis penulisan, isi, tata bahasa serta metode
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan adanya
berbagai kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak.
Penulis
yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Terima kasih dan penghargaan penulis hanturkan kepada Bapak Ir.
Kamil Yusuf M.Si selaku pembimbing utama dan Bapak Wahyu Guru Imantoko S.Si
selaku pembimbing lapangan yang senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan laporan ini.
Dengan
penuh kerendahan hati, rasa hormat dan terima kasih penulis juga sampaikan
kepada:
1.
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
2.
Nabi Muhammad SAW dan Keluarga Sucinya
3. Keluarga tercinta, Ayahanda Asri Faudu
dan Ibunda Aisyah serta adikku Fais Bintang Malibu, Febby Oktamasya, Failsyar
Finastri, dan Farid Syahputra atas doa, cinta, kasih sayang dan dukungannya
baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Asbar, M.Si selaku Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
5. Bapak Ir. Kamil Yusuf, M.Si selaku
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia
6. Bapak Hanafi Hamzah, SP, selaku Kepala
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapang di instansi yang
dipimpinnya.
7. Bapak Andi Cahyadi, SE, S,Si selaku
kepala seksi Observasi dan informasi, serta segenap staf Stasiun Meteorologi
Maritim Paotere Makassar yang telah membimbing dan member dukungan serta arahan
selama penulis melaksanakan praktek kerja lapang sampai selesainya laporan ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Khususnya angkatan 2013(NAKHODA 013).
Terima kasih atas segala bantuan yang
diberikan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin
Wallahu Amin.
Penulis
Makassar,20
Juli 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
RINGKASAN................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang........................................................................................ 1
B.
Judul PKL.............................................................................................. 3
C.
Batasan masalah..................................................................................... 3
D.
Tujuan Praktek Kerja Lapang................................................................. 3
E. Manfaat
Praktek Kerja Lapang.............................................................. 4
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Angin...................................................................................................... 6
B.
AWS....................................................................................................... 9
BAB
III. METODOLOGI
A.
Waktu pelaksanaan................................................................................. 11
B.
Alat dan bahan....................................................................................... 11
C.
Metode pelaksanaan............................................................................... 11
D. Kegiatan................................................................................................. 12
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran umum instansi....................................................................... 13
B.
Pengamatan arah dan kecepatan angin................................................... 19
C.
Data Observasi arah dan kecepatan angin
bulan Mei 2016.................... 23
D.
Data AWS arah dan kecepatan angin bulan
Mei 2016........................... 26
E.
Perbandingan data arah dan kecepatan angin
metode observasi
dengan metode AWS bulan
Mei 2016................................................... 29
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................. 32
B. Saran....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 33
LAMPIRAN................................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
1.
Logo BMKG............................................................................................. 13
2.
BMKG Paotere.......................................................................................... 14
3.
Taman alat Observasi................................................................................. 15
4.
Struktur Organisasi.................................................................................... 17
5.
Anemometer di Stasiun Maritim Paotere.................................................. 20
6.
Display Anemometer (Meterogical
Translator)......................................... 20
7.
Sensor arah dan kecepatan angin pada AWS............................................ 22
8. Automatic
Weather Station (AWS).......................................................... 22
DAFTAR TABEL
1.
Skala BEAUFORT.................................................................................... 9
2.
Data arah dan kecepatan angin metode Observasi
bulan Mei 2016.......... 24
3.
Data arah dan kecepatan angin metode AWS
bulan Mei 2016................. 27
4.
Perbandingan data kecepatan angin.......................................................... 29
5.
Perbandingan data arah angin................................................................... 30
6. Derajat
arah angin...................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin
cepat membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan serta dapat
mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat untuk
dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.Sumber daya manusia sebagai salah satu
faktor penentu dari proses perkembangan teknologi memegang peranan penting
karena merupakan ujung tombak dari perkembangan teknologi.
Berdasarkan
Undang-undang No 2 th 1989 tentang Pendidikan Nasional, serta PP 60 Th 1999
tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik
dan pendidikan profesional. Pendidikan
akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan Ilmu
Pengetahuan, sedang Pendidikan Profesional merupakan pendidikan yang diarahkan
terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Salah satu
perwujudan dari
hal tersebut diatas adalah dengan diadakannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) pada suatu lembaga-lembaga usaha/instansi pemerintahan khususnya pada
bidang ilmu
kelautan yang sangat diperlukan untuk mengikuti arus perkembangan
zaman.
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “link and match”, suatu
proses yang dilaksanakan pada dua tempat yaitu di bangku kuliah dengan dunia
usaha/instansi pemerintahan. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan
mutu lulusan fakultas perikanan dan ilmu kelautan dalam mencapai tujuan
relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
PKL yang
dimaksud untuk mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dengan
membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya, dengan memadukan
antara wawasan teoritis dan praktik kerja secara riil dilapangan
yang memiliki kompetensi, yaitu: (1) kompetensi personal, (2)
kompetensi sosial, (3)
kompetensi profesional dan (4) kompetensi layanan.
Telah diketahui
bersama bahwa dalam menempuh studi di perkuliahan harus didukung adanya
kemampuan aplikasi keilmuan dalam praktik dunia kerja. Meskipun kegiatan ini hanya
bersifat orientasi dari pengenalan namun memberikan motivasi dan pengalaman
yang baru, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal dalam dunia kerja.
Memandang bahwa nilai dari informasi
sangatlah berharga, oleh karena itu harus dikelola dengan baik. Sistem
Informasi Management mamberikan banyak keuntungan dalam sistem perkantoran di
dunia usaha/instansi pemerintahan. Dengan adanya sistem informasi management maka
berbagai settingan penting di sebuah perusahaan/instansi pemerintah dapat
dilakukan dengan mudah, terarah, dan sistematis.
Berkaitan
dengan latar belakang di atas, kami selaku mahasiswa Fakultas
perikanan dan ilmu kalautan Universitas Muslim Indonesia tahun 2016, memilih instansi Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika sebagai tempat PKL.
Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) adalah salah satu instansi pemerintah yang terletak di Jl.
Sabutung I No. 30 Paotere
yang dinilai mempunyai sistem informasi yang baik. Harapan utama dari
penyelenggaraan PKL di instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) adalah agar keahlian profesional
mahasiswa meningkat sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/instansi
pemerintahan, dan juga mahasiswa akan memiliki etos kerja yang meliputi
kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil pekerjaan yang
berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.
B. Judul PKL
Judul Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ini adalah “Perbandingan
data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather
Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere
Makassar”.
C. Batasan Masalah
Agar Praktik Kerja Lapangan di dunia
usaha/sebuah instansi lebih terarah, maka kami melaksanakan
PKL berkaitan dengan bidang kelautan pada instansi Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar
D. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut:
1.
Memenuhi satuan
kredit semester (SKS) yang wajib ditempuh sebagai persyaratan akademis Program Studi S1 Jurusan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
2. Untuk
mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Observasi
3.
Untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Automatic
Weather Station (AWS)
4. Untuk membandingkan arah dan
kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS)
E. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1.
Manfaat Bagi Mahasiswa
a) Melatih berpikir kritis dan
memecahkan masalah yang terkait dengan bidang keahliannya.
b) Melatih mahasiswa dalam menerapkan
dan mengembangkan hasil-hasil penelitian dalam masyarakat.
c) Melatih dan membuka wawasan
mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan
di instansi yang berkaitan dengan bidang keahliannya.
2. Manfaat Bagi Instansi
a) Merupakan sarana penghubung antara
instansi dan lembaga pendidikan tinggi.
b) Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa
untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab operasional.
c) Memberi masukan kompetensi yang
sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan
dunia kerja/instansi yang terkait.
3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a)
Sebagai sarana promosi mengenai
keberadaan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Muslim Indonesia
(UMI) sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.
b) Sebagai sarana pengenalan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Universitas Muslim Indonesia
c) Memperoleh masukan kompetensi yang
diperlukan Instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terhadap
tenaga Strata Satu (S1) khususnya program studi Ilmu Kelautan. Dari masukan ini
dapat memperbaiki kurikulum dan silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai,
sehingga terjadi "Link and Match".
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Angin
Angin adalah
udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah.
1.
Proses dan terjadinya angin
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara
yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya
mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih
berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali.Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan
konveksi.
Faktor-faktor yang menyebabkan angin terhadi antara lain
adalah:
· Gradien Barometris, yaitu bilangan
yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km.
Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.
· Lokasi, kecepatan angin di dekat
khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis khatulistiwa.
· Tinggi Lokasi, semakin tinggi
lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung,
pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang
besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.
· Waktu, Angin bergerak lebih cepat
pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam hari.
· Sebenarnya yang kita lihat saat
angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu yang terbawa
bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita mempunyai indra
perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.
2.
Sifat
– sifat angin
Beberapa sifat angin antara lain:
· Angin menyebabkan tekanan terhadap
permukaan yang menentang arah angin tersebut.
· Angin mempercepat pendinginan dari
benda yang panas.
· Kecepatan angin sangat beragam dari
tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke waktu.
3.
Kecepatan
angin
Kecepatan angin ditentukan oleh
perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin dan resistensi
medan yang dilaluinya.
4.
Alat
Ukur Arah & Kecepatan Angin
Pengamatan
unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang bersifat
peka, kuat, sederhana dan teliti. Ditinjau dari cara pembacaannya, alat
meteorologi terdiri atas dua jenis, yaitu:
·
Recording yaitu alat yang dapat mencatat
data secara terus-menerus, sejak pemasangan hingga pergantian
alat berikutnya. Contoh : barograph dan anemograph.
·
Non recording yaitu alat yang digunakan
bila datanya harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data.
Contoh: barometer, termometer dan anemometer.
5.
Skala Beaufort
Pada
stasiun meteorologi biasanya menggunakan alat yang dinamakan anemometer dan
wind vane untuk menentukan arah dan kecepatan angin di permukaan bumi. Berikut
alat yang digunakan Stasiun BMKG atau stasiun-stasiun pengamatan meteorologi
untuk menentukan arah dan kecepatan angin permukaan :
1.
Windsock
: Menentukan arah angin permukaan
2.
Wind
Vane :
Menentukan arah angin permukaan
3.
Anemometer
: Menentukan kecepatan
angin
4.
Anemometer
portable : Menentukan arah angin
6.
Skala
Beaufort Modern
Berdasarkan
skala beaufort modern , angin dinamakan menjadi 12 nama ,dimulai dari angin
tenang (calm) hingga angin badai topan. Berikut dikutip dari wikipedia untuk
penentuan skala beaufort modern.
No. Beaufort
|
Kekuatan
|
Kecepatan
|
0
|
Tenang
|
< 1 Km
|
1
|
Sedikit Tenang
|
1 Km/h - 5 Km/h
|
2
|
Sedikit hembusan angin
|
6 Km/h - 11 Km/h
|
3
|
Hembusan angin pelan
|
12 Km/h - 19 Km/h
|
4
|
Hembusan angin sedang
|
20 Km/h - 29 Km/h
|
5
|
Hembusan angin sejuk
|
30 Km/h - 39 Km/h
|
6
|
Hembusan angin kuat
|
40 Km/h - 50 Km/h
|
7
|
Mendekati kencang
|
51 Km/h - 61 Km/h
|
8
|
Kencang
|
62 Km/h - 74 Km/h
|
9
|
Kencang sekali
|
75 Km/h - 87 Km/h
|
10
|
Badai
|
88 Km/h - 101 Km/h
|
11
|
Badai dasyat
|
102 Km/h - 117 Km/h
|
12
|
Badai topan
|
> 118 Km/h
|
Table
1. Skala Beaufort
B.
AWS
AWS (Automatic Weather
Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk
pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi
lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote
Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan
bagian-bagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur,
arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer,
net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger
dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data
cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada
komputer.
Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan
melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna
dapat mengamati cuaca saat itu (present weather ) dengan
mudah.
BMG telah memasang beberapa
peralatan AWS baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah
Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang
terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan dengan
berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal ini
relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan
beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini
diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMG untuk menguasai teknologi
AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktek
Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 6 Juni 2016
sampai dengan 15 Juli 2016 pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Paotere Makassar, yang berlokasi di Jl. Sabutung 1 No. 30, Kelurahan Gusung,
Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Secara
geografis terletak pada posisi 05 06’
37’’ LS dan 119 25’ 11’’ BT.
B. Alat dan Bahan
Peralatan
yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapang ini adalah:
1. Satu
unit PC
2. Anemometer
yang terhubung ke Display Translator (Mateorogical Translator)
3. Automatic
Weather Station (AWS) yang terhubung ke server komputer
4. Alat
tulis
5. Kamera
C. Metode
pelaksanaan
Metodologi yang dilakukan dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan ini antara lain :
1. Metode Observasi, adalah metode
pengambilan data dengan cara langsung mengamati
dan mencatat pada objek yang dipelajari.
2. Metode Interview, adalah metode
pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak
petugas instansi di lapangan.
3. Metode Literatur, adalah pengambilan
data dengan mempelajari literatur, yang berupa buku-buku, diktat ataupun bentuk
lain yang berhubungan dengan objek yang dipelajari guna mendukung penyelesaian
PKL sampai dengan penyusunan laporan.
4. Metode Bimbingan, adalah melakukan
konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang keilmuan yang diperoleh
selama PKL, pembimbingan ini dilakukan kepada pembimbing lapangan di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta kepada pembimbing utama dari Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
D. Kegiatan
Kegiatan
yang diikuti selama praktek kerja lapang (PKL) sebagai berikut:
1. Pengenalan instansi beserta staf dan
pembimbing lapangan.
2. Pemberian modul kerja.
3.
Pengenalan dan pengamatan menggunakan instrument meteorologi khususnya pengamatan dan pembacaan arah dan kecepatan
angin menggunakan anemometer
6.
Pembuatan Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
umum instansi
1.
Sejarah
BMKG Paotere
Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai dirintis pada tahun 50-an dibawah
naungan Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi yang kemudian berubah menjadi
lembaga non Departemen pada bulan Maret 2003. Lembaga ini merupakan bagian dari
WMO (World Meteorologycal Organisation) yang menjadi naungan dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional.
Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika memiliki 109 stasiun pengamatan yang tersebar
diseluruh Indonesia, delapan diantaranya tersebar di Sulawesi Selatan yaitu :
Stasiun Meteorologi Majene, Stasiun Meteorologi Andi Jemma Masamba, Stasiun
Klimatologi Maros, Stasiun Geofisika Gowa, Stasiun Meteorologi Tanah Toraja,
Kantor BMKG Wilayah IV Makassar, Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makassar dan
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar.
Secara Geografis,
stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar terletak pada posisi 05 06’ 37’’ LS dan 119
25’ 11’’ BT dengan sudut elevasi 1,75 meter. Untuk penyebaran dan
pengiriman informasi hasil pengamatan ke kantor Balai Meteorologi dan Geofisika
Wilayah IV jalan Racing Center atau ke kantor pusat maupun ke kapal-kapal,
dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi berupa SSB (Single Side Band),
telepon dan VHF dengan kode panggilan PKG (Papa Kilo Golf) pada frekuensi
143,900 MHz, sedangkan kode nomor stasiun maritim (Iiii) atau 97182.
Stasiun Meteorologi
Maritim Paotere Makassar berdiri sejak 1 Juli 1982. Pada awalnya, stasiun ini
didirikan di kawasan Paotere, namun akhirnya dipindahkan ke jalan Sabuntun 1
No. 30, Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Observasi cuaca
sinoptik dimulai sejak bulan Januari 2004 dengan menggunakan alat Automatic
Weather Station (AWS). Penggunaan alat ini dilakukan bersamaan 5 stsiun
pengamatan di Indonesia yaitu: Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok,
Stasiun Maritim Perak Surabaya, Stasiun Maritim Belawan, Stasiun Maritim
Bitung, Stasiun Maritim Paotere Makassar.
Kegiatan
ketatausahaan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere pada awalnya dilakukan di
Kantor Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV, kemudian untuk lebih
mengoptimalkan kinerja stasiun, maka dipindahkan ke Paotere pada tanggal 23
Februari 1997. Pada bulan Desember 1997 berdasarkan keputusan Menteri
Perhubungan RI No: KM 45/MG.12/PHP-04 tentang peningkatan kelas dan penambahan
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere beralih dari kelas II ke kelas III.
1.
Struktur
Organisasi
Badan Meteorologi
dan Geofisika dibawahi oleh Departemen Perhubungan berdasarkan keputusan
Menteri Perhubungan No : KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan.
Struktur
Organisasi Badan Meteorologi Maritim dan Geofisika terdiri atas Kantor Pusat,
Balai Wilayah dan Stasiun sebagai unit pelaksana teknis. Berdasarkan keputusan
Menteri Perhubungan RI.No: KM.56/ot/phb-78 tanggal 8 maret 1978, tentang
susunan organisasi dan tata kerja Badan
Meteorologi dan Geofisika di lingkungan BMG dan terdapat 3 unsur struktur
organisasi stasiun yaitu, kepala stasiun yang membawahi kepala kelompok jabatan
fungsional dan urusan tata usaha.
Stasiun
Meteorologi Maritim Paotere memiliki 16 orang staf yang terdiri dari 1 orang
kepala stasiun, 1 orang kepala sub bagian tata usaha yang beranggotakan 5 orang, 1 orang kepala
seksi observasi dan informasi, 11 orang staf operasional yang terdiri dari 2
orang forecaster dan 6 orang observer yang bekerja berdasarkan pembagian shift.
Kegiatan
ketatausahaan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere pada awalnya dilakukan di
Kantor Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV, kemudian untuk lebih
mengoptimalkan kinerja stasiun, maka dipindahkan ke Paotere pada tanggal 23
Februari 1997. Pada bulan Desember 1997 berdasarkan keputusan Menteri
Perhubungan RI No: KM 45/MG.12/PHP-04 tentang peningkatan kelas dan penambahan
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere beralih dari kelas II ke kelas III.
1.
Struktur
Organisasi
Badan Meteorologi
dan Geofisika dibawahi oleh Departemen Perhubungan berdasarkan keputusan
Menteri Perhubungan No : KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan.
Struktur
Organisasi Badan Meteorologi Maritim dan Geofisika terdiri atas Kantor Pusat,
Balai Wilayah dan Stasiun sebagai unit pelaksana teknis. Berdasarkan keputusan
Menteri Perhubungan RI.No: KM.56/ot/phb-78 tanggal 8 maret 1978, tentang
susunan organisasi dan tata kerja Badan
Meteorologi dan Geofisika di lingkungan BMG dan terdapat 3 unsur struktur
organisasi stasiun yaitu, kepala stasiun yang membawahi kepala kelompok jabatan
fungsional dan urusan tata usaha.
Stasiun
Meteorologi Maritim Paotere memiliki 16 orang staf yang terdiri dari 1 orang
kepala stasiun, 1 orang kepala sub bagian tata usaha yang beranggotakan 5 orang, 1 orang kepala
seksi observasi dan informasi, 11 orang staf operasional yang terdiri dari 2
orang forecaster dan 6 orang observer yang bekerja berdasarkan pembagian shift.
1.
Tugas
dan fungsi pokok Instansi
Tugas dan fungsi
pokok Stasiun Meteorologi tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan
KM. No. 80 Tahun 2002, tentang organisasi dan tata kerja Badan Meteorologi dan
Geofisika yang menyatakan bahwa :
·
Stasiun Meteorologi Maritim adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika dipimpin oleh
seorang kepala stasiun yang bertanggung jawab kepada Badan Meteorologi dan
Geofisika.
·
Stasiun pengamatan mempunyai tugas
menyelenggarakan pelaksanaan pengamatan, pengumpukan data, penganalisaan dan
prakiraan di wilayah kerja serta pelayanan jasa meteorologi.
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere
menyelenggarakan fungsi yaitu :
·
Pengamatan Meteorologi
·
Pengumpulan dan penyebaran data
meteorologi
·
Analisa dan prakiraan meteorologi
·
Pelayanan jasa meteorologi
·
Membina, mengatur, mengawasi dan
menyelenggarakan prosedur kerja teknis adminiftratif di bidang meteorology dan
geofisika.
Stasiun
meteorologi juga berfungsi untuk menjalin kerja sama dengan instansi-instansi
yang berkaitan dengan bidang meteorologi, misalnya: radio pantai, syahbandar,
Search and Rescue (SAR), sekolah-sekolah yang mempelajari meteorologi,
pemerintah daerah setempat dan lain-lain. Sedangkan tugas stasiun meteorologi
adalah mengamati dan membuat perkembangan keadaan cuaca secara terus menerus,
serta melakukan pengiriman data-data hasil olahan untuk keperluan pelayaran.
A.
Pengamatan
arah dan kecepatan angin
Di stasiun
Meteorologi Maritim Paotere Makassar menggunakan Anemometer sebagai alat untuk
mengukur kecepatan angin dan Wind Vane sebagai alat untuk mengukur arah angin
secara manual. Alat ini terhubung ke layar display translator (Meteorogical
translator) yang berada di stasiun BMKG Paotere. BMKG Paotere dalam pengukuran
arah dan kecepatan angin juga menggunakan Automatic Weather Station (AWS) untuk
mengukur arah dan kecepatan angin secara otomatis. Alat ini juga terhubung ke
server computer (PC) yang berada di stasiun
1.
Metode
Observasi
Anemometer
harus ditempatkan di daerah terbuka dengan ketinggan 10 M diatas permukaan
tanah. Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada
Anemometer bergerak sesuai arah datangnya angin. Makin besar angin meniup
mangkok tersebut maka makin cepat pula kecepatan berputarnya. Dari jumlah
putaran dalam 1 detik maka diketahui kecepatan anginnya. Pada Anemometer
terdapat alat pencecah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang
diperoleh dari alat pencacah akan dicatat, selanjutnya akan dicocokkan dengan
satuan kecepatan dalam Knots, m/s, Km/Jam, dan skala Beufort kemudian
ditampilkan ke dalam layar atau display yang berada di stasiun. Pengamatan arah
dan kecepatan angin dilakukan tiap jam selama 24 jam dan dimasukkan ke dalam
buku Mega Entry.
1.
Metode
AWS
Automatic
Weather Station (AWS) di Stasiun Maritim Paotere Makassar terdiri dari beberapa
sensor diantaranya yaitu sensor arah angin yang biasa disebut Wind Vane dan
sensor kecepatan angin yang biasa disebut anemometer. Sensor arah angin
berfungsi untuk mengukur arah angin dalam rentang ukur antara 0 – 360 derajat
sedangkan sensor kecepatan angin berfungsi untuk mengukur kecepatan angin yang
dicocokkan dalam satuan Knots. Sensor kecepatan angin atau biasa disebut
anemometer di Stasiun Meteorologi Paotere Makassar ini juga menggunakan 3 buah baling
– baling yang berbentuk mangkok, hal ini berbentuk mangkok karna bertujuan agar
dapat menangkap dan mengukur kecepatan angin terkecil . Sensor ini juga diletakkan
10 M diatas permukaan tanah
Pengukuran
arah dan kecepatan angin menggunakan AWS di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere
Makassar secara otomatis direkam dalam berbagai satuan waktu seperti data tiap
10 menit, data tiap 1 jam, data tiap 1 hari, dan data sesaat yang dapat dilihat
saat itu juga. Data yang direkam tersebut tersebut kemudian dirata – ratakan
dan disimpan menjadi file harian. Parameter arah dan kecepatan angin tersebut
juga ditampilkan di server computer yang berada di stasiun Meteorologi Maritim
Paotere Makassar, sehingga para pengguna dapat mengamati arah dan kecepatan angin
pada saat itu.
A.
Data
Observasi arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016
Dalam praktek
kerja lapang ini, dilakukan pengamatan arah dan kecepatan angin dengan
menggunakan instrument meteorologi untuk memperoleh data arah dan kecepatan
angin. Data tersebut kemudian dicatat dalam buku Mega Entry setiap Jam selama
24 jam pada bulan Mei 2016.
Data tersebut kemudian
nantinya akan di rata-ratakan. Adapun hasil datanya adalah sebagai berikut :
DATA ARAH DAN
KECEPATAN ANGIN METODE OBSERVASI
|
||
BULAN MEI 2016
|
||
TANGGAL
|
KEC. RATA-RATA
|
ARAH
|
ANGIN (KNOTS)
|
ANGIN TERBANYAK
|
|
1
|
4
|
TG
|
2
|
3
|
TG
|
3
|
4
|
T
|
4
|
3
|
TG
|
5
|
5
|
T
|
6
|
4
|
TG
|
7
|
3
|
TG
|
8
|
4
|
TG
|
9
|
4
|
TG
|
10
|
3
|
TG
|
11
|
4
|
T
|
12
|
4
|
TG
|
13
|
4
|
TG
|
14
|
4
|
TG
|
15
|
4
|
B
|
16
|
4
|
B
|
17
|
4
|
TG
|
18
|
3
|
TG
|
19
|
5
|
T
|
20
|
3
|
T
|
21
|
5
|
TG
|
22
|
4
|
TG
|
23
|
4
|
TG
|
24
|
4
|
TG
|
25
|
4
|
B
|
26
|
4
|
TG
|
27
|
4
|
B
|
28
|
4
|
B
|
29
|
3
|
TG
|
30
|
4
|
TG
|
31
|
3
|
B
|
JUMLAH
|
119
|
|
RATA-RATA
|
3.84
|
Table 2. Tabel data arah dan kecepatan angin
metode Observasi bulan Mei 2016
Dari data arah dan
kecepatan angin metode Observasi di atas tersebut, didapatkan bahwa :
1. Pada
data arah dan kecepatan angin metode observasi, didapatkan bahwa angin pada
bulan Mei 2016 di Kota Makassar mempunyai kecepatan rata-rata dalam 1 bulan
yaitu sebesar 3.84 Knots.
2. Kecepatan
rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 5,19, dan 21 Mei 2016 dengan kecepatan
rata-rata sebesar 5 Knots.
3. Arah
terbanyak berasal dari Tenggara (TG)
4.
B.
Data
AWS arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016
Dalam praktek
kerja lapang ini, dilakukan juga pengamatan arah dan kecepatan angin dengan
menggunakan Automatic Weather Station (AWS) untuk memperoleh data arah dan
kecepatan angin secara otomatis. Hasil dari pengukuran berupa keluaran digital
yang ditampilkan pada layar computer atau translator. Adapun hasil datanya
adalah sebagai berikut :
DATA ARAH DAN KECEPATAN
ANGIN METODE AWS
|
||
BULAN MEI 2016
|
||
TANGGAL
|
KEC. RATA-RATA
|
ARAH ANGIN
|
ANGIN (KNOTS)
|
RATA-RATA (DERAJAT)
|
|
1
|
3.2
|
187.7 (S)
|
2
|
3.4
|
165.6 (S)
|
3
|
3.2
|
160 (S)
|
4
|
4
|
166.9 (S)
|
5
|
3.4
|
143.5 (TG)
|
6
|
4.4
|
174.5 (S)
|
7
|
3.9
|
174.3 (S)
|
8
|
3.1
|
192.4 (S)
|
9
|
3.5
|
179 (S)
|
10
|
3.4
|
160.2 (S)
|
11
|
3
|
165.4 (S)
|
12
|
3.7
|
181.5 (S)
|
13
|
4.3
|
171.8 (S)
|
14
|
4
|
182.6 (S)
|
15
|
4.2
|
182.8 (S)
|
16
|
3.4
|
193.8 (S)
|
17
|
3.9
|
184.8 (S)
|
18
|
3.4
|
154.7 (TG)
|
19
|
3.4
|
211.6 (BD)
|
20
|
5.1
|
146.4 (TG)
|
21
|
3.6
|
200.9 (S)
|
22
|
4.6
|
188.3 (S)
|
23
|
4.2
|
178.9 (S)
|
24
|
4.5
|
168.4 (S)
|
25
|
3.5
|
163.4 (S)
|
26
|
3.9
|
191.4 (S)
|
27
|
3.7
|
170.7 (S)
|
28
|
4.4
|
212.4 (BD)
|
29
|
3.7
|
154.4 (TG)
|
30
|
3.3
|
154.1 (TG)
|
31
|
3.9
|
191 (S)
|
JUMLAH
|
117
|
|
RATA-RATA
|
3.78
|
Table 3. Tabel data arah dan kecepatan angin
metode AWS bulan Mei 2016
Dari data arah dan
kecepatan angin metode AWS di atas tersebut, didapatkan bahwa :
1. Pada
data arah dan kecepatan angin metode AWS, didapatkan bahwa angin pada bulan Mei
2016 di kota Makasar mempunyai kecepatan rata-rata dalam 1 bulan yaitu sebesar
3,78 Knots.
2. Kecepatan
rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 20 Mei 2016 dengan kecepatan rata –
rata sebesar 5,1 Knots.
3. Arah
terbanyak berasal dari selatan (S)
4.
C.
Perbandingan
data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode AWS pada bulan Mei
2016
1.
Perbandingan
data kecepatan angin
TANGGAL
|
DATA OBSERVASI
|
DATA AWS
|
SELISIH
|
1
|
4
|
3.2
|
0.8
|
2
|
3
|
3.4
|
0.4
|
3
|
4
|
3.2
|
0.8
|
4
|
3
|
4
|
1
|
5
|
5
|
3.4
|
1.6
|
6
|
4
|
4.4
|
0.4
|
7
|
3
|
3.9
|
0.9
|
8
|
4
|
3.1
|
0.9
|
9
|
4
|
3.5
|
0.5
|
10
|
3
|
3.4
|
0.4
|
11
|
4
|
3
|
1
|
12
|
4
|
3.7
|
0.3
|
13
|
4
|
4.3
|
0.3
|
14
|
4
|
4
|
0
|
15
|
4
|
4.2
|
0.2
|
16
|
4
|
3.4
|
0.6
|
17
|
4
|
3.9
|
0.1
|
18
|
3
|
3.4
|
0.4
|
19
|
5
|
3.4
|
1.6
|
20
|
3
|
5.1
|
2.1
|
21
|
5
|
3.6
|
1.4
|
22
|
4
|
4.6
|
0.6
|
23
|
4
|
4.2
|
0.2
|
24
|
4
|
4.5
|
0.5
|
25
|
4
|
3.5
|
0.5
|
26
|
4
|
3.9
|
0.1
|
27
|
4
|
3.7
|
0.3
|
28
|
4
|
4.4
|
0.4
|
29
|
3
|
3.7
|
0.7
|
30
|
4
|
3.3
|
0.7
|
31
|
3
|
3.9
|
0.9
|
JUMLAH
|
119
|
117
|
21
|
RATA-RATA
|
3.84
|
3.78
|
Table 4. Tabel
Perbandingan data kecepatan angin
2.
Perbandingan
data arah angin
TANGGAL
|
DATA OBSERVASI
|
DATA AWS
|
1
|
TG
|
187.7 (S)
|
2
|
TG
|
165.6 (S)
|
3
|
T
|
160 (S)
|
4
|
TG
|
166.9 (S)
|
5
|
T
|
143.5 (TG)
|
6
|
TG
|
174.5 (S)
|
7
|
TG
|
174.3 (S)
|
8
|
TG
|
192.4 (S)
|
9
|
TG
|
179 (S)
|
10
|
TG
|
160.2 (S)
|
11
|
T
|
165.4 (S)
|
12
|
TG
|
181.5 (S)
|
13
|
TG
|
171.8 (S)
|
14
|
TG
|
182.6 (S)
|
15
|
B
|
182.8 (S)
|
16
|
B
|
193.8 (S)
|
17
|
TG
|
184.8 (S)
|
18
|
TG
|
154.7 (TG)
|
19
|
T
|
211.6 (BD)
|
20
|
T
|
146.4 (TG)
|
21
|
TG
|
200.9 (S)
|
22
|
TG
|
188.3 (S)
|
23
|
TG
|
178.9 (S)
|
24
|
TG
|
168.4 (S)
|
25
|
B
|
163.4 (S)
|
26
|
TG
|
191.4 (S)
|
27
|
B
|
170.7 (S)
|
28
|
B
|
212.4 (BD)
|
29
|
TG
|
154.4 (TG)
|
30
|
TG
|
154.1 (TG)
|
31
|
B
|
191 (S)
|
Table 5. Tabel
perbandingan data arah angin
Ket : Derajat arah angin
No
|
ARAH ANGIN
|
DERAJAT
|
1
|
Utara (U)
|
337,3° - 22,3°
|
2
|
Timur Laut (TL)
|
22,3° - 67,3°
|
3
|
Timur (T)
|
67,3° - 112,3°
|
4
|
Tenggara (TG)
|
112,3° - 157,3°
|
5
|
Selatan (S)
|
157,3° - 202,3°
|
6
|
Barat Daya (BD)
|
202,3° - 247,3°
|
7
|
Barat (B)
|
247,3° - 292,3°
|
8
|
Barat Laut (BL)
|
292,3°
- 337,3°
|
Table 6. Derajat arah
angin
Dari data arah dan
kecepatan angin metode Observasi dan metode AWS tersebut, didapatkan bahwa :
1. Pada
data perbandingan kecepatan angin metode Observasi dengan metode AWS,didapatkan
bahwa terdapat banyak perbedaan yang signifikan.Perbedaan selisih terbesar
terjadi pada tanggal 20 Mei 2016 dengan selisih data 2.1, pada data tersebut
juga terdapat data yang sama antar data Observasi dengan data AWS yaitu terjadi
pada tanggal 14 Mei 2016 dengan kecepatan rata – rata angin sebesar 4 Knots
2. Pada
data perbandingan arah angin metode Observasi dengan metode AWS, bahwa pada
data tersebut terdapat banyak perbedaan. Data yang sama terjadi pada tanggal
18, 29, dan 30 Mei 2016 dengan arah angin Tenggara (TG)
BAB
VI
PENUTUP
B.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Praktik
Kerja Lapang (PKL) mengenai perbandingan data arah dan kecepatan angin metode
Observasi dengan Metode Automatic Weather Station (AWS), maka pada data arah
dan kecepatan angin antara metode Observasi dengan metode AWS terdapat
perbedaan data yang cukup siqnifikan. Hal ini disebakan karena alat pada Automatic
Weather Station (AWS) yang perlu dikalibrasi sehingga data data pada AWS bisa
sama atau mendekati kesamaan dengan data Observasi yang dilakukan
B.
SARAN
1.
Sebaiknya dalam melakukan Praktik Kerja
Lapang, mahasiswa lebih di arahkan untuk aktif dan diberikan tugas harian agar
saat berada di kantor BMKG Maritim Paotere sudah mengetahui apa yang harus dia
kerjakan.
2.
Badan Meteorologi Klimatologi Dan
Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar perlu menjalin kerja
sama yang baik dengan universitas ataupun perguruan tinggi khususnya Universitas
Muslim Indonesia agar mahasiswa lebih mudah dan terbantu dalam melakukan
Praktik Kerja Lapang maupun penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN