Jumat, 16 September 2016

Laporan PKL BMKG Paotere

Laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL)

Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar
OLEH :
HARYANTO ASRI
07320130012




JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016


Laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL)
Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar


OLEH :
HARYANTO ASRI
07320130012


Laporan Praktek Kerja Lapang Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Penyelesaian Studi Pada Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Muslim Indonesia



JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Nama               : Haryanto Asri
Stambuk          : 07320130012
Jurusan            : Ilmu Kelautan
Fakultas           : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Judul               : Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode Observasi    dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar


Laporan Praktek Kerja Lapang ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Komisi Pembimbing



Ir. Kamil Yusuf, M.Si                                              Wahyu Guru Imantoko, S.Si
   Pembimbing Utama                                                       Pembimbing Lapangan

Mengetahui,



Dr. Ir. Danial Sultan, M.Si                                            Ir. Kamil Yusuf, M.Si
           Wakil Dekan I                                                   Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
RINGKASAN

Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar,Oleh : Haryanto Asri Stambuk : 07320130012. Di bawah bimbingan Kamil Yusuf sebagai pembimbing utama dan Wahyu Guru Imantoko sebagai pembimbing lapangan.
Praktek Kerja Lapang ini berlangsung lebih dari 1 bulan yaitu dari tanggal 6 Juni 2016 s/d 15 Juli 2016 yang berlokasi di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, Jalan Sabutun 1 No. 30, Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun Metode praktek yang dilakukan yaitu dengan metode Observasi, metode Interview, metode Literatur, dan metode Bimbingan.
Adapun tujuan dari PKL ini adalah Memenuhi satuan kredit semester (SKS) yang wajib ditempuh sebagai     persyaratan akademis Program Studi S1 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia, untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Observasi, untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Automatic Weather Station (AWS), dan untuk membandingkan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS).
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, terdapat keikutsertaan mengamati alat/instrument, pengambilan data, serta penulisan pada buku SYNOP.
KATA PENGANTAR
          Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL) ini yang berjudul “Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW atas segala perjuangan dan amanah yang tak pernah padam sampai akhir zaman.
Laporan praktek kerja lapangan ini yang berjudul “Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar”, merupakan suatu hasil praktek kerja lapang yang dilakukan selama lebih satu bulan sejak bulan Juni sampai dengan Juli dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan sarjana (S-1) pada Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan di dalamnya, baik dari sistematis penulisan, isi, tata bahasa serta metode penyajiannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan adanya berbagai  kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terima kasih dan penghargaan penulis hanturkan kepada Bapak Ir. Kamil Yusuf M.Si selaku pembimbing utama dan Bapak Wahyu Guru Imantoko S.Si selaku pembimbing lapangan yang senantiasa meluangkan waktu  dan tenaganya dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
Dengan penuh kerendahan hati, rasa hormat dan terima kasih penulis juga sampaikan kepada:
1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
2. Nabi Muhammad SAW dan Keluarga Sucinya
3. Keluarga tercinta, Ayahanda Asri Faudu dan Ibunda Aisyah serta adikku Fais Bintang Malibu, Febby Oktamasya, Failsyar Finastri, dan Farid Syahputra atas doa, cinta, kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Asbar, M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
5. Bapak Ir. Kamil Yusuf, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia
6. Bapak Hanafi Hamzah, SP, selaku Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapang di instansi yang dipimpinnya.
7. Bapak Andi Cahyadi, SE, S,Si selaku kepala seksi Observasi dan informasi, serta segenap staf Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar yang telah membimbing dan member dukungan serta arahan selama penulis melaksanakan praktek kerja lapang sampai selesainya laporan ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Khususnya angkatan 2013(NAKHODA 013).
 Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin Wallahu Amin.

Penulis

Makassar,20 Juli 2016



DAFTAR ISI

                                                                                                                 Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
RINGKASAN................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... x
BAB I.    PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................................ 1
B.     Judul PKL.............................................................................................. 3
C.     Batasan masalah..................................................................................... 3
D.    Tujuan Praktek Kerja Lapang................................................................. 3
E.     Manfaat Praktek Kerja Lapang.............................................................. 4
BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Angin...................................................................................................... 6
B.     AWS....................................................................................................... 9

BAB III. METODOLOGI
A.    Waktu pelaksanaan................................................................................. 11
B.     Alat dan bahan....................................................................................... 11
C.     Metode pelaksanaan............................................................................... 11
D.    Kegiatan................................................................................................. 12
BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran umum instansi....................................................................... 13
B.     Pengamatan arah dan kecepatan angin................................................... 19
C.     Data Observasi arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016.................... 23
D.    Data AWS arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016........................... 26
E.     Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi
dengan metode AWS bulan Mei 2016................................................... 29
BAB V. PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................. 32
B.     Saran....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 33
LAMPIRAN................................................................................................... 34





DAFTAR GAMBAR

1.      Logo BMKG............................................................................................. 13
2.      BMKG Paotere.......................................................................................... 14
3.      Taman alat Observasi................................................................................. 15
4.      Struktur Organisasi.................................................................................... 17
5.      Anemometer di Stasiun Maritim Paotere.................................................. 20
6.      Display Anemometer (Meterogical Translator)......................................... 20
7.      Sensor arah dan kecepatan angin pada AWS............................................ 22
8.      Automatic Weather Station (AWS).......................................................... 22















DAFTAR TABEL

1.      Skala BEAUFORT.................................................................................... 9
2.      Data arah dan kecepatan angin metode Observasi bulan Mei 2016.......... 24
3.      Data arah dan kecepatan angin metode AWS bulan Mei 2016................. 27
4.      Perbandingan data kecepatan angin.......................................................... 29
5.      Perbandingan data arah angin................................................................... 30
6.      Derajat arah angin...................................................................................... 31



BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin cepat membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat untuk dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu dari proses perkembangan teknologi memegang peranan penting karena merupakan ujung tombak dari perkembangan teknologi.
Berdasarkan Undang-undang No 2 th 1989 tentang Pendidikan Nasional, serta PP 60 Th 1999 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesional. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan Ilmu Pengetahuan, sedang Pendidikan Profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Salah satu perwujudan dari hal tersebut diatas adalah dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada suatu lembaga-lembaga usaha/instansi pemerintahan khususnya pada bidang ilmu kelautan yang sangat diperlukan untuk mengikuti arus perkembangan zaman.
A.     Latar Belakang
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “link and match”, suatu proses yang dilaksanakan pada dua tempat yaitu di bangku kuliah dengan dunia usaha/instansi pemerintahan. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu lulusan fakultas perikanan dan ilmu kelautan dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
PKL yang dimaksud untuk mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dengan membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya, dengan memadukan antara wawasan teoritis dan praktik kerja secara riil dilapangan yang memiliki kompetensi, yaitu: (1) kompetensi personal, (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi profesional dan (4) kompetensi layanan.
Telah diketahui bersama bahwa dalam menempuh studi di perkuliahan harus didukung adanya kemampuan aplikasi keilmuan dalam praktik dunia kerja. Meskipun kegiatan ini hanya bersifat orientasi dari pengenalan namun memberikan motivasi dan pengalaman yang baru, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal dalam dunia kerja.
Memandang bahwa nilai dari informasi sangatlah berharga, oleh karena itu harus dikelola dengan baik. Sistem Informasi Management mamberikan banyak keuntungan dalam sistem perkantoran di dunia usaha/instansi pemerintahan. Dengan adanya sistem informasi management maka berbagai settingan penting di sebuah perusahaan/instansi pemerintah dapat dilakukan dengan mudah, terarah, dan sistematis.
Berkaitan dengan latar belakang di atas, kami  selaku mahasiswa Fakultas perikanan dan ilmu kalautan Universitas Muslim Indonesia tahun 2016, memilih instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai tempat PKL.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah salah satu instansi pemerintah yang terletak di Jl. Sabutung I No. 30 Paotere yang dinilai mempunyai sistem informasi yang baik. Harapan utama dari penyelenggaraan PKL di instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  adalah agar keahlian profesional mahasiswa meningkat sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/instansi pemerintahan, dan juga mahasiswa akan memiliki etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.

B.      Judul PKL
Judul Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah “Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar”.
C.     Batasan Masalah
Agar Praktik Kerja Lapangan di dunia usaha/sebuah instansi  lebih terarah, maka kami  melaksanakan PKL berkaitan dengan bidang kelautan pada instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere Makassar

D.      Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi satuan kredit semester (SKS) yang wajib ditempuh sebagai     persyaratan akademis Program Studi S1 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia.
2.  Untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Observasi
3.  Untuk mengetahui arah dan kecepatan angin dengan metode Automatic Weather Station (AWS)
4. Untuk membandingkan arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode Automatic Weather Station (AWS)

E.    Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1.   Manfaat Bagi Mahasiswa
a)  Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan bidang   keahliannya.
b)   Melatih mahasiswa dalam menerapkan dan mengembangkan hasil-hasil penelitian dalam masyarakat.
c)    Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan di  instansi yang berkaitan dengan bidang keahliannya.
2.    Manfaat Bagi Instansi
a)    Merupakan sarana penghubung antara instansi dan lembaga pendidikan   tinggi.
     b)   Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab operasional.
c)    Memberi masukan kompetensi yang sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja/instansi yang terkait.
3.     Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a)  Sebagai sarana promosi mengenai keberadaan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Muslim Indonesia (UMI) sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.
b)   Sebagai sarana pengenalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Universitas Muslim Indonesia
c)   Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan Instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terhadap tenaga Strata Satu (S1) khususnya program studi Ilmu Kelautan. Dari masukan ini dapat memperbaiki kurikulum dan silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai, sehingga terjadi "Link and Match".





                                               


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
1.        Proses dan terjadinya angin
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali.Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.
Faktor-faktor yang menyebabkan angin terhadi antara lain adalah:
·  Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.
·  Lokasi, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis khatulistiwa.
·  Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.
·  Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam hari.
·  Sebenarnya yang kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.
2.        Sifat – sifat angin
Beberapa sifat angin antara lain:
·       Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut.
·       Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
·       Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari waktu ke waktu.
3.        Kecepatan angin
Kecepatan angin ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin dan resistensi medan yang dilaluinya.


4.        Alat Ukur Arah & Kecepatan Angin
Pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang bersifat peka, kuat, sederhana dan teliti. Ditinjau dari cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas dua jenis, yaitu:
·           Recording yaitu alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus, sejak    pemasangan hingga pergantian alat berikutnya. Contoh : barograph dan  anemograph.
·           Non recording yaitu alat yang digunakan bila datanya harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data. Contoh: barometer, termometer dan anemometer.
5.        Skala Beaufort
Pada stasiun meteorologi biasanya menggunakan alat yang dinamakan anemometer dan wind vane untuk menentukan arah dan kecepatan angin di permukaan bumi. Berikut alat yang digunakan Stasiun BMKG atau stasiun-stasiun pengamatan meteorologi untuk menentukan arah dan kecepatan angin permukaan :
1.    Windsock                       : Menentukan arah angin permukaan
2.    Wind Vane                     : Menentukan arah angin permukaan
3.    Anemometer                   : Menentukan kecepatan angin
4.    Anemometer portable    : Menentukan arah angin



6.        Skala Beaufort Modern
Berdasarkan skala beaufort modern , angin dinamakan menjadi 12 nama ,dimulai dari angin tenang (calm) hingga angin badai topan. Berikut dikutip dari wikipedia untuk penentuan skala beaufort modern.
No. Beaufort
Kekuatan
Kecepatan
0
Tenang
< 1 Km
1
Sedikit Tenang
1 Km/h - 5 Km/h
2
Sedikit hembusan angin
6 Km/h - 11 Km/h
3
Hembusan angin pelan
12 Km/h - 19 Km/h
4
Hembusan angin sedang
20 Km/h - 29 Km/h
5
Hembusan angin sejuk
30 Km/h - 39 Km/h
6
Hembusan angin kuat
40 Km/h - 50 Km/h
7
Mendekati kencang
51 Km/h - 61 Km/h
8
Kencang
62 Km/h - 74 Km/h
9
Kencang sekali
75 Km/h - 87 Km/h
10
Badai
88 Km/h - 101 Km/h
11
Badai dasyat
102 Km/h - 117 Km/h
12
Badai topan
> 118 Km/h
Table 1. Skala Beaufort

B.    AWS
AWS  (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer.
Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah.
BMG telah memasang beberapa peralatan AWS  baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan dengan berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal ini relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMG untuk menguasai teknologi AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi.




BAB III
METODOLOGI

A.     Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 6 Juni 2016 sampai dengan 15 Juli 2016 pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Paotere Makassar, yang berlokasi di Jl. Sabutung 1 No. 30, Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak pada posisi 05  06’ 37’’ LS      dan 119  25’ 11’’ BT.
B.     Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapang ini adalah:
1.      Satu unit PC
2.      Anemometer yang terhubung ke Display Translator (Mateorogical Translator)
3.      Automatic Weather Station (AWS) yang terhubung ke server komputer
4.      Alat tulis
5.      Kamera
C.      Metode pelaksanaan
Metodologi yang dilakukan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini antara lain :
1.    Metode Observasi, adalah metode pengambilan data dengan cara langsung   mengamati dan mencatat pada objek yang dipelajari.
2.    Metode Interview, adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak petugas instansi di lapangan.
3.    Metode Literatur, adalah pengambilan data dengan mempelajari literatur, yang berupa buku-buku, diktat ataupun bentuk lain yang berhubungan dengan objek yang dipelajari guna mendukung penyelesaian PKL sampai dengan penyusunan laporan.
4.    Metode Bimbingan, adalah melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang keilmuan yang diperoleh selama PKL, pembimbingan ini dilakukan kepada pembimbing lapangan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta kepada pembimbing utama dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
D.        Kegiatan
Kegiatan yang diikuti selama praktek kerja lapang (PKL) sebagai berikut:
1.  Pengenalan instansi beserta staf dan pembimbing lapangan.
2.  Pemberian modul kerja.
  3. Pengenalan dan pengamatan menggunakan instrument meteorologi khususnya  pengamatan dan pembacaan arah dan kecepatan angin menggunakan anemometer
6.  Pembuatan Laporan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Gambaran umum instansi
1.        Sejarah BMKG Paotere
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai dirintis pada tahun 50-an dibawah naungan Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi yang kemudian berubah menjadi lembaga non Departemen pada bulan Maret 2003. Lembaga ini merupakan bagian dari WMO (World Meteorologycal Organisation) yang menjadi naungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memiliki 109 stasiun pengamatan yang tersebar diseluruh Indonesia, delapan diantaranya tersebar di Sulawesi Selatan yaitu : Stasiun Meteorologi Majene, Stasiun Meteorologi Andi Jemma Masamba, Stasiun Klimatologi Maros, Stasiun Geofisika Gowa, Stasiun Meteorologi Tanah Toraja, Kantor BMKG Wilayah IV Makassar, Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makassar dan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar.
Secara Geografis, stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar terletak pada posisi 05  06’ 37’’ LS      dan 119  25’ 11’’ BT dengan sudut elevasi 1,75 meter. Untuk penyebaran dan pengiriman informasi hasil pengamatan ke kantor Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV jalan Racing Center atau ke kantor pusat maupun ke kapal-kapal, dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi berupa SSB (Single Side Band), telepon dan VHF dengan kode panggilan PKG (Papa Kilo Golf) pada frekuensi 143,900 MHz, sedangkan kode nomor stasiun maritim (Iiii) atau 97182.
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar berdiri sejak 1 Juli 1982. Pada awalnya, stasiun ini didirikan di kawasan Paotere, namun akhirnya dipindahkan ke jalan Sabuntun 1 No. 30, Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Observasi cuaca sinoptik dimulai sejak bulan Januari 2004 dengan menggunakan alat Automatic Weather Station (AWS). Penggunaan alat ini dilakukan bersamaan 5 stsiun pengamatan di Indonesia yaitu: Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, Stasiun Maritim Perak Surabaya, Stasiun Maritim Belawan, Stasiun Maritim Bitung, Stasiun Maritim Paotere Makassar.

 Kegiatan ketatausahaan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere pada awalnya dilakukan di Kantor Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV, kemudian untuk lebih mengoptimalkan kinerja stasiun, maka dipindahkan ke Paotere pada tanggal 23 Februari 1997. Pada bulan Desember 1997 berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan RI No: KM 45/MG.12/PHP-04 tentang peningkatan kelas dan penambahan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere beralih dari kelas II ke kelas III.

1.        Struktur Organisasi
Badan Meteorologi dan Geofisika dibawahi oleh Departemen Perhubungan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No : KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan.
Struktur Organisasi Badan Meteorologi Maritim dan Geofisika terdiri atas Kantor Pusat, Balai Wilayah dan Stasiun sebagai unit pelaksana teknis. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan RI.No: KM.56/ot/phb-78 tanggal 8 maret 1978, tentang susunan organisasi dan tata kerja  Badan Meteorologi dan Geofisika di lingkungan BMG dan terdapat 3 unsur struktur organisasi stasiun yaitu, kepala stasiun yang membawahi kepala kelompok jabatan fungsional dan urusan tata usaha.
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere memiliki 16 orang staf yang terdiri dari 1 orang kepala stasiun, 1 orang kepala sub bagian tata usaha  yang beranggotakan 5 orang, 1 orang kepala seksi observasi dan informasi, 11 orang staf operasional yang terdiri dari 2 orang forecaster dan 6 orang observer yang bekerja berdasarkan pembagian shift.
Kegiatan ketatausahaan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere pada awalnya dilakukan di Kantor Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV, kemudian untuk lebih mengoptimalkan kinerja stasiun, maka dipindahkan ke Paotere pada tanggal 23 Februari 1997. Pada bulan Desember 1997 berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan RI No: KM 45/MG.12/PHP-04 tentang peningkatan kelas dan penambahan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere beralih dari kelas II ke kelas III.

1.        Struktur Organisasi
Badan Meteorologi dan Geofisika dibawahi oleh Departemen Perhubungan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No : KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan.
Struktur Organisasi Badan Meteorologi Maritim dan Geofisika terdiri atas Kantor Pusat, Balai Wilayah dan Stasiun sebagai unit pelaksana teknis. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan RI.No: KM.56/ot/phb-78 tanggal 8 maret 1978, tentang susunan organisasi dan tata kerja  Badan Meteorologi dan Geofisika di lingkungan BMG dan terdapat 3 unsur struktur organisasi stasiun yaitu, kepala stasiun yang membawahi kepala kelompok jabatan fungsional dan urusan tata usaha.

Stasiun Meteorologi Maritim Paotere memiliki 16 orang staf yang terdiri dari 1 orang kepala stasiun, 1 orang kepala sub bagian tata usaha  yang beranggotakan 5 orang, 1 orang kepala seksi observasi dan informasi, 11 orang staf operasional yang terdiri dari 2 orang forecaster dan 6 orang observer yang bekerja berdasarkan pembagian shift.
1.        Tugas dan fungsi pokok Instansi
Tugas dan fungsi pokok Stasiun Meteorologi tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan KM. No. 80 Tahun 2002, tentang organisasi dan tata kerja Badan Meteorologi dan Geofisika yang menyatakan bahwa :
·           Stasiun Meteorologi Maritim adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika dipimpin oleh seorang kepala stasiun yang bertanggung jawab kepada Badan Meteorologi dan Geofisika.
·           Stasiun pengamatan mempunyai tugas menyelenggarakan pelaksanaan pengamatan, pengumpukan data, penganalisaan dan prakiraan di wilayah kerja serta pelayanan jasa meteorologi.
Stasiun Meteorologi Maritim Paotere menyelenggarakan fungsi yaitu :
·           Pengamatan Meteorologi
·           Pengumpulan dan penyebaran data meteorologi
·           Analisa dan prakiraan meteorologi
·           Pelayanan jasa meteorologi
·           Membina, mengatur, mengawasi dan menyelenggarakan prosedur kerja teknis adminiftratif di bidang meteorology dan geofisika.
Stasiun meteorologi juga berfungsi untuk menjalin kerja sama dengan instansi-instansi yang berkaitan dengan bidang meteorologi, misalnya: radio pantai, syahbandar, Search and Rescue (SAR), sekolah-sekolah yang mempelajari meteorologi, pemerintah daerah setempat dan lain-lain. Sedangkan tugas stasiun meteorologi adalah mengamati dan membuat perkembangan keadaan cuaca secara terus menerus, serta melakukan pengiriman data-data hasil olahan untuk keperluan pelayaran.
A.      Pengamatan arah dan kecepatan angin
Di stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar menggunakan Anemometer sebagai alat untuk mengukur kecepatan angin dan Wind Vane sebagai alat untuk mengukur arah angin secara manual. Alat ini terhubung ke layar display translator (Meteorogical translator) yang berada di stasiun BMKG Paotere. BMKG Paotere dalam pengukuran arah dan kecepatan angin juga menggunakan Automatic Weather Station (AWS) untuk mengukur arah dan kecepatan angin secara otomatis. Alat ini juga terhubung ke server computer (PC) yang berada di stasiun
1.        Metode Observasi
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka dengan ketinggan 10 M diatas permukaan tanah. Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada Anemometer bergerak sesuai arah datangnya angin. Makin besar angin meniup mangkok tersebut maka makin cepat pula kecepatan berputarnya. Dari jumlah putaran dalam 1 detik maka diketahui kecepatan anginnya. Pada Anemometer terdapat alat pencecah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh dari alat pencacah akan dicatat, selanjutnya akan dicocokkan dengan satuan kecepatan dalam Knots, m/s, Km/Jam, dan skala Beufort kemudian ditampilkan ke dalam layar atau display yang berada di stasiun. Pengamatan arah dan kecepatan angin dilakukan tiap jam selama 24 jam dan dimasukkan ke dalam buku Mega Entry.

1.        Metode AWS
Automatic Weather Station (AWS) di Stasiun Maritim Paotere Makassar terdiri dari beberapa sensor diantaranya yaitu sensor arah angin yang biasa disebut Wind Vane dan sensor kecepatan angin yang biasa disebut anemometer. Sensor arah angin berfungsi untuk mengukur arah angin dalam rentang ukur antara 0 – 360 derajat sedangkan sensor kecepatan angin berfungsi untuk mengukur kecepatan angin yang dicocokkan dalam satuan Knots. Sensor kecepatan angin atau biasa disebut anemometer di Stasiun Meteorologi Paotere Makassar ini juga menggunakan 3 buah baling – baling yang berbentuk mangkok, hal ini berbentuk mangkok karna bertujuan agar dapat menangkap dan mengukur kecepatan angin terkecil . Sensor ini juga diletakkan 10 M diatas permukaan tanah
Pengukuran arah dan kecepatan angin menggunakan AWS di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar secara otomatis direkam dalam berbagai satuan waktu seperti data tiap 10 menit, data tiap 1 jam, data tiap 1 hari, dan data sesaat yang dapat dilihat saat itu juga. Data yang direkam tersebut tersebut kemudian dirata – ratakan dan disimpan menjadi file harian. Parameter arah dan kecepatan angin tersebut juga ditampilkan di server computer yang berada di stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, sehingga para pengguna dapat mengamati arah dan kecepatan angin pada saat itu.


A.      Data Observasi arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016
Dalam praktek kerja lapang ini, dilakukan pengamatan arah dan kecepatan angin dengan menggunakan instrument meteorologi untuk memperoleh data arah dan kecepatan angin. Data tersebut kemudian dicatat dalam buku Mega Entry setiap Jam selama 24 jam pada bulan Mei 2016.
Data tersebut kemudian nantinya akan di rata-ratakan. Adapun hasil datanya adalah sebagai berikut :



DATA ARAH DAN KECEPATAN ANGIN METODE OBSERVASI
BULAN MEI 2016
TANGGAL
KEC. RATA-RATA
ARAH
ANGIN (KNOTS)
ANGIN TERBANYAK
1
4
TG
2
3
TG
3
4
T
4
3
TG
5
5
T
6
4
TG
7
3
TG
8
4
TG
9
4
TG
10
3
TG
11
4
T
12
4
TG
13
4
TG
14
4
TG
15
4
B
16
4
B
17
4
TG
18
3
TG
19
5
T
20
3
T
21
5
TG
22
4
TG
23
4
TG
24
4
TG
25
4
B
26
4
TG
27
4
B
28
4
B
29
3
TG
30
4
TG
31
3
B
JUMLAH
119

RATA-RATA
3.84

Table 2. Tabel data arah dan kecepatan angin metode Observasi bulan Mei 2016

Dari data arah dan kecepatan angin metode Observasi di atas tersebut, didapatkan bahwa :
1.      Pada data arah dan kecepatan angin metode observasi, didapatkan bahwa angin pada bulan Mei 2016 di Kota Makassar mempunyai kecepatan rata-rata dalam 1 bulan yaitu sebesar 3.84 Knots.
2.      Kecepatan rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 5,19, dan 21 Mei 2016 dengan kecepatan rata-rata sebesar 5 Knots.
3.      Arah terbanyak berasal dari Tenggara (TG)

4.       
B.       Data AWS arah dan kecepatan angin bulan Mei 2016
Dalam praktek kerja lapang ini, dilakukan juga pengamatan arah dan kecepatan angin dengan menggunakan Automatic Weather Station (AWS) untuk memperoleh data arah dan kecepatan angin secara otomatis. Hasil dari pengukuran berupa keluaran digital yang ditampilkan pada layar computer atau translator. Adapun hasil datanya adalah sebagai berikut :



DATA ARAH DAN KECEPATAN ANGIN METODE AWS
BULAN MEI 2016
TANGGAL
KEC. RATA-RATA
ARAH ANGIN
ANGIN (KNOTS)
RATA-RATA (DERAJAT)
1
3.2
187.7 (S)
2
3.4
165.6 (S)
3
3.2
160 (S)
4
4
166.9 (S)
5
3.4
143.5 (TG)
6
4.4
174.5 (S)
7
3.9
174.3 (S)
8
3.1
192.4 (S)
9
3.5
179 (S)
10
3.4
160.2 (S)
11
3
165.4 (S)
12
3.7
181.5 (S)
13
4.3
171.8 (S)
14
4
182.6 (S)
15
4.2
182.8 (S)
16
3.4
193.8 (S)
17
3.9
184.8 (S)
18
3.4
154.7 (TG)
19
3.4
211.6 (BD)
20
5.1
146.4 (TG)
21
3.6
200.9 (S)
22
4.6
188.3 (S)
23
4.2
178.9 (S)
24
4.5
168.4 (S)
25
3.5
163.4 (S)
26
3.9
191.4 (S)
27
3.7
170.7 (S)
28
4.4
212.4 (BD)
29
3.7
154.4 (TG)
30
3.3
154.1 (TG)
31
3.9
191 (S)
JUMLAH
117

RATA-RATA
3.78

Table 3. Tabel data arah dan kecepatan angin metode AWS bulan Mei 2016

Dari data arah dan kecepatan angin metode AWS di atas tersebut, didapatkan bahwa :
1.      Pada data arah dan kecepatan angin metode AWS, didapatkan bahwa angin pada bulan Mei 2016 di kota Makasar mempunyai kecepatan rata-rata dalam 1 bulan yaitu sebesar 3,78 Knots.
2.      Kecepatan rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 20 Mei 2016 dengan kecepatan rata – rata sebesar 5,1 Knots.
3.      Arah terbanyak berasal dari selatan (S)

4.       
C.      Perbandingan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan metode AWS pada bulan Mei 2016
1.      Perbandingan data kecepatan angin
TANGGAL
DATA OBSERVASI
DATA AWS
SELISIH
1
4
3.2
0.8
2
3
3.4
0.4
3
4
3.2
0.8
4
3
4
1
5
5
3.4
1.6
6
4
4.4
0.4
7
3
3.9
0.9
8
4
3.1
0.9
9
4
3.5
0.5
10
3
3.4
0.4
11
4
3
1
12
4
3.7
0.3
13
4
4.3
0.3
14
4
4
0
15
4
4.2
0.2
16
4
3.4
0.6
17
4
3.9
0.1
18
3
3.4
0.4
19
5
3.4
1.6
20
3
5.1
2.1
21
5
3.6
1.4
22
4
4.6
0.6
23
4
4.2
0.2
24
4
4.5
0.5
25
4
3.5
0.5
26
4
3.9
0.1
27
4
3.7
0.3
28
4
4.4
0.4
29
3
3.7
0.7
30
4
3.3
0.7
31
3
3.9
0.9
JUMLAH
119
117
21
RATA-RATA
3.84
3.78

Table 4. Tabel Perbandingan data kecepatan angin
2.      Perbandingan data arah angin
TANGGAL
DATA OBSERVASI
DATA AWS
1
TG
187.7 (S)
2
TG
165.6 (S)
3
T
160 (S)
4
TG
166.9 (S)
5
T
143.5 (TG)
6
TG
174.5 (S)
7
TG
174.3 (S)
8
TG
192.4 (S)
9
TG
179 (S)
10
TG
160.2 (S)
11
T
165.4 (S)
12
TG
181.5 (S)
13
TG
171.8 (S)
14
TG
182.6 (S)
15
B
182.8 (S)
16
B
193.8 (S)
17
TG
184.8 (S)
18
TG
154.7 (TG)
19
T
211.6 (BD)
20
T
146.4 (TG)
21
TG
200.9 (S)
22
TG
188.3 (S)
23
TG
178.9 (S)
24
TG
168.4 (S)
25
B
163.4 (S)
26
TG
191.4 (S)
27
B
170.7 (S)
28
B
212.4 (BD)
29
TG
154.4 (TG)
30
TG
154.1 (TG)
31
B
191 (S)
Table 5. Tabel perbandingan data arah angin



Ket : Derajat arah angin
No
ARAH ANGIN
DERAJAT
1
Utara (U)
337,3° - 22,3°
2
Timur Laut (TL)
22,3° - 67,3°
3
Timur (T)
67,3° - 112,3°
4
Tenggara (TG)
112,3° - 157,3°
5
Selatan (S)
157,3° - 202,3°
6
Barat Daya (BD)
202,3° - 247,3°
7
Barat (B)
247,3° - 292,3°
8
Barat Laut (BL)
292,3° - 337,3°
Table 6. Derajat arah angin
Dari data arah dan kecepatan angin metode Observasi dan metode AWS tersebut, didapatkan bahwa :
1.      Pada data perbandingan kecepatan angin metode Observasi dengan metode AWS,didapatkan bahwa terdapat banyak perbedaan yang signifikan.Perbedaan selisih terbesar terjadi pada tanggal 20 Mei 2016 dengan selisih data 2.1, pada data tersebut juga terdapat data yang sama antar data Observasi dengan data AWS yaitu terjadi pada tanggal 14 Mei 2016 dengan kecepatan rata – rata angin sebesar 4 Knots
2.      Pada data perbandingan arah angin metode Observasi dengan metode AWS, bahwa pada data tersebut terdapat banyak perbedaan. Data yang sama terjadi pada tanggal 18, 29, dan 30 Mei 2016 dengan arah angin Tenggara (TG)






BAB VI
PENUTUP

B.       KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) mengenai perbandingan data arah dan kecepatan angin metode Observasi dengan Metode Automatic Weather Station (AWS), maka pada data arah dan kecepatan angin antara metode Observasi dengan metode AWS terdapat perbedaan data yang cukup siqnifikan. Hal ini disebakan karena alat pada Automatic Weather Station (AWS) yang perlu dikalibrasi sehingga data data pada AWS bisa sama atau mendekati kesamaan dengan data Observasi yang dilakukan

B.   SARAN
1.        Sebaiknya dalam melakukan Praktik Kerja Lapang, mahasiswa lebih di arahkan untuk aktif dan diberikan tugas harian agar saat berada di kantor BMKG Maritim Paotere sudah mengetahui apa yang harus dia kerjakan.
2.        Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar perlu menjalin kerja sama yang baik dengan universitas ataupun perguruan tinggi khususnya Universitas Muslim Indonesia agar mahasiswa lebih mudah dan terbantu dalam melakukan Praktik Kerja Lapang maupun penelitian.



DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN